Kamis, 18 Oktober 2012


                             ~ Bukan Kasih Biasa~


Baca: 1 Yohanes 3:19-24

Dan inilah perintah-Nya: Supaya kita percaya kepada nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Siapa yang menuruti segala peri
ntah-Nya, ia ada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. (1 Yohanes 3:23-24a)

Tahun 1979. Pengungsi Vietnam membeludak di Hongkong. Camp Jubilee, barak polisi berkapasitas 900 orang dipadati 8000 pengungsi. Lantai bawah gedung itu menjijikkan. Kotoran manusia dan air seni menumpuk setinggi 20 cm. Jika saat itu ada di sana, akankah Anda bergabung bersama Gary Stephens dan 30 relawan yang membersihkan kotoran manusia, memperbaiki toilet dan pipa-pipa pembuangan? Mereka membayar sendiri biaya perjalanan untuk melakukan pekerjaan yang tidak mau dilakukan orang lain itu. Para pengungsi heran. Siapa orang-orang ini? Kasih mereka bukan kasih biasa.

Kasih yang tampak mustahil adalah karakter Allah sendiri, dan umat Allah diperintahkan untuk mencerminkan-Nya (ayat 23-24). Menuruti perintah Allah ini menunjukkan seseorang telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus yang berdiam di dalam diri tiap pengikut Kristus. Rasul Yohanes jelas tidak membicarakan jenis kasih yang secara alamiah muncul untuk anggota keluarga atau orang yang baik pada kita. Ia menulis kepada jemaat yang sedang menghadapi banyak tekanan dan kebencian. Kasih yang dijelaskannya merupakan penanda anak-anak Allah, yang hanya dapat mengalir karena seseorang telah mengalami kasih Allah dan Roh-Nya diam di dalam mereka (ayat 24 bandingkan ayat 14).

Kasih Allah yang mengalir melalui Gary dan tim membawa banyak orang berjumpa dengan Sumber kasih itu: Allah sendiri. Apakah ini menggambarkan kualitas kasih yang kita miliki hari ini? Adakah kasih kita mengalir dari kecenderungan manusiawi atau dari karya Roh Kudus?

KASIH YANG MENGALIR DARI ROH KUDUS
MENARIK ORANG UNTUK MENCARI SUMBERNYA: KRISTUS.





Mari gabung dan klik link berikut : 
http://www.facebook.com/pages/Yesus-Kristus-Kebenaran/242757779169633?ref=ts&fref=ts

Selasa, 29 Mei 2012

PERUMPAMAAN TENTANG ANAK YANG HILANG


KASIH BAPA, Perumpamaan anak yang hilang


KASIH bapa
Perumpamaan anak yang hilang ( Luk 15: 11-32 )

Tuhan mengingatkan kita tentang perumpamaan anak yang hilang. Ada seorang Bapa yang mempunyai 2 orang anak yang sulung dan yang bungsu. Pada suatu hari anak bungsu datang kepada ayahnya, katanya: “Berikan kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku?” Mendengar itu bapanya menjadi kaget, lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaanya itu diantara mereka. Anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya lalu pergi ke negeri yang jauh. Diboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan semuanya timbullah bencana kelaparan di negeri itu. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikanya di negeri itu, orang menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Babi untuk orang Yahudi itu haram.

Ini memperlihatkan sesuatu yang sangat hina dan Alkitab katakan karena kelaparan ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak ada seorangpun yang memberikan kepadanya, ia mengalami penderitaan yang luar biasa.
Lalu ia menyadari kesalahannya, katanya betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makananya, tetapi aku disini mati kelaparan. Anak bungsu ini mau kembali ke rumahnya. Keputusan seperti ini sangat penting. Kadang-kadang kita melihat anak terhilang,yang tidak bisa kembali kepada bapanya,karena tidak mengambil keputusan seperti anak bungsu ini. Mungkin ada diantara Saudara yang seperti ini, saudara sedang mengalami pergumulan, keadaanmu tidak baik. Ayo kita cepat ambil keputusan seperti anak bungsu tadi untuk kembali kepada bapanya.
Alkitab mengatakan bahwa ketika dia masih berada jauh sekali, bapanya teryata sudah bisa melihatnya. Mengapa? ketika anaknya pergi sang bapa selalu menunggu-nunggu kapan anaknya akan kembali. Ketika dilihatnya anak jauh, dia langsung tahu bahwa anaknya telah pulang, dia berlari dan dia temukan anaknya, dia peluk anaknya. Anaknya berkata “Bapa aku tidak layak menjadi anak bapa... jadikan aku orang upahan”. Malahan bapanya berkata, “Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Inilah kasih bapa.
Seorang pelukis Cina baru bertobat, pada suatu hari akan menggambarkan bagaimana Kasih Bapa melalui anak yang hilang tadi. Pertama dia menggambarkan bagaimana anaknya pulang, tetapi bapanya menyambut anaknya dengan sikap yang agak cuek dengan tangan yang terlipat di dadanya. Seorang temannya berkata gambaran itu salah, kasih Bapa tidak seperti itu. Kemudian dia melukis kembali dan mendapatkan gambaran tentang kasih Bapa sebagai berikut: Bapanya sedang berlari dengan jubah melambai-lambai dengan muka yang berseri-seri. Bapanya menyambut anaknya yang pulang. Dan yang luar biasa di dalam lukisan itu adalah kasut bapanya berbeda antara yang kanan dan yang kiri warna kasutnya juga berbeda, itu karena bapanya sedang terburu-buru menyambut kedatangan anaknya yang hilang itu. Kasih Bapa memang sepeti itu. Dia tidak peduli dengan sandal yang dipakainya, pokoknya terburu-buru, pokoknya anaknya kembali.
Hari-hari ini saudara harus merenungkan …..betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah (Ef 3:18-19 ). Bagaimana keadaan Saudara hari-hari ini, Saudara mengalami penderitaan, sakit, ingatlah janji Tuhan dalam Yer 29:11 “ sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Adapun keadaan saudara, kalau Saudara sungguh-sungguh kepada Tuhan, rancangan Tuhan buat Saudara bukan rancangan kecelakaan tetapi rancangan damai sejahtera, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Amin. 

mari bergabung di halaman facebook kami..
klik link berikut..
http://www.facebook.com/pages/Kami-orang-Kristen-cinta-Indonesia/182938935157001

Sabtu, 26 Mei 2012

MAKNA PENTAKOSTA






Secara harfiah, kata yang berasal dari bahasa Yunani itu berarti "hari
ke-50". Bagi orang Yahudi, hari itu penting dan merupakah sebuah keharusan,
sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka. Tibanya hari Pentakosta
berarti berakhirnya tradisi perayaan selama tujuh minggu, di mana umat
Israel merayakan paskah. "Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah
bungaran dari penuaian gandum, haruslah kau rayakan, juga hari raya
pengumpulan hasil pada pergantian tahun (Kel.34:22). Perlu kita perhatikan
bahwa dari sekian banyak perayaan yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka
hari raya Pentakosta merupakan perayaan terbesar, di mana pada saat itu
merupakah hari yang penuh sukacita dan di mana mereka bersyukur kepada Allah
atas segala kasih dan pemeliharaanNya, termasuk akan hasil panen tuaian
gandum dan jelai. Karena itu, mereka akan datang kepada Allah dengan membawa
korban syukur yang merupakan persembahan mereka kepada Allah, sekaligus
menyatakan pengakuan mereka bahwa segala yang baik yang mereka terima,
berasal dari Allah (baca. Ul.16:11 dan Im.23:17-20).

Jika hari Pentakosta penting bagi orang-orang Yahudi, demikian juga bagi
orang Kristen. Dalam Perjanjian Baru kita membaca narasi dari Kisah Para
Rasul bahwa hari Pentakosta merupakan hari turunnya Roh Kudus, di mana sejak
hari Raya Pentakosta tsb Alkitab menunjukkan bahwa Roh Kudus bekerja secara
penuh di dalam GerejaNya. Ini tidak berarti bahwa Roh Kudus belum bekerja
sebelum hari raya Pentakosta tsb, karena kita dengan jelas membaca dalam
Injil Sinoptik dan Yohanes bahwa Roh Kudus sudah bekerja sebelum itu, baik
pada waktu pembaptisan Yesus, pencobaan di padang gurun, dll (Mat.3:16;
Mark.1:10; Luk.3:21-22; Yoh.1:32-33; Mat.4:1; Luk.4:1). Di dalam Perjanjian
Lama, kita juga membaca bagaimana Roh memimpin para nabi pada saat tertentu
dan ketika mengerjakan tugas tertentu. Namun demikian, Alkitab menjelaskan
bahwa kehadiran dan peran Roh Kudus tidak pernah dialami oleh umat Allah
secara penuh sebagaimana terjadi pada hari Pentakosta, yaitu hari SETELAH
Yesus menyelesaikan karya penyelamatan melalui kematian dan kebangkitannya.
Dalam pemahaman inilah kita memahami pernyataan Injil Yohanes berikut: "...
sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum DIMULIAKAN" (7:39b). Kata
"dimuliakan" sangat menonjol di dalam Injil Yohenes, di mana istilah itu
mengacu kepada kematian Yesus (band. Yoh.12:23-24). Dengan perkataan lain,
Yohanes menegaskan relasi yang erat yang tidak terpisahkan antara karya
Yesus yang telah diselesaikan melalui kematianNya dengan turunnya Roh Kudus
di hari Pentakosta.

Sejauh manakah kita memahami pentingnya Roh Kudus dalam GerejaNya? Alkitab,
khususnya Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa turunnya Roh Kudus di hari Raya
Pentakosta sangat penting. Itulah sebabnya, sebagian ahli menafsirkan bahwa
sesungguhnya Gereja yang sejati baru berdiri di hari Pentakosta tsb (Kis.2).
Menurut pandangan ini, Gereja yang sejati baru berdiri SETELAH SELURUH KARYA
YESUS SELESAI. Ini berarti bahwa Gereja yang sejati baru ada ketika ada
umat yang percaya dan mengalami karya penebusan Kristus secara sempurna.
Masa sebelum itu dianggap sebagai masa persiapan Gereja.

Pentingnya hari Pentakosta tersebut dapat dilihat dari penegasan Yesus pada
Kis.1: 4-5. Pada ayat tersebut Tuhan Yesus, di satu pihak melarang
rasul-rasul pergi meninggalkan Yerusalem. Di pihak lain, rasul-rasul
diperintahkan untuk "menantikan janji Bapa" (4). Mengapa? Bukankah dari segi
pengetahuan dan pengalaman, rasul-rasul telah mengenal siapa Yesus
sesungguhnya dan telah hidup bersamaNya selama kira-kira tiga tahun?
Ditinjau dari segi waktu, apakah tidak sebaiknya mereka segera pergi ke
seluruh dunia untuk mengabarkan kabar baik itu sebagaimana tertulis dalam
Mat.28? Benar, rasul-rasul telah mengenal dan hidup bersama Yesus. Mereka
tidak sekedar memiliki pengetahuan teoritis tentang Yesus (bandingkan hal
ini dengan kenyataan adanya theolog-theolog yang kadang kala mengetahui
doktrin yang jelimet tapi kurang atau tidak mengalami perjumpaan pribadi
dengan Yesus). Mereka perlu segera pergi mengabarkan kabar baik itu. Namun
demikian, Yesus melarang mereka karena semua pengetahuan dan pengalaman itu
harus disertai dengan hadirnya Roh Kudus dalam diri mereka. Hal itu
ditegaskan Tuhan Yesus pada Kis.1:8: "Kamu akan menerima KUASA KALAU ROH
KUDUS TURUN KE ATAS KAMU. Dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem...
sampai ke ujung bumi". Itulah sebabnya mereka diperintahkan untuk menantikan
janji Bapa akan turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta (Kis.2).

Pernyataan Tuhan Yesus tersebut sangat penting buat kita semua yang mengaku
sebagai orang Kristen. Pertama, kita perlu menghayati kebenaran ini:
Kekristenan tidak dapat dipisahkan dari pengalaman hidup bersama Roh Kudus.
Alkitab bahkan menegaskan bahwa sesungguhnya, hidup baru di dalam Kristus
adalah hidup di DALAM dan DIPIMPIN Roh. Hal ini secara jelas dan tegas
diuraikan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma (pasal 8).
Rasul Paulus menegaskan bahwa tanpa Roh Kristus, seseorang bukan milik
Kristus (8:9b), dan anak-anak Allah harus dipimpin oleh Roh Allah (8:14).
Jika kita memahami doktrin manusia sebagaimana ditegaskan oleh rasul Paulus,
maka kita akan melihat kemustahilan manusia untuk hidup benar dari dirinya
sendiri. Setelah kejatuhan manusia dalam dosa (Kej.3) Rasul Paulus
menggambarkan manusia dalam kondisi yang sangat mengerikan dan tidak ada
harapan. Manusia bukan saja berdosa, tetapi diperbudak oleh dosa. Karena
itu, mau tidak mau manusia harus berdosa. Non posse non peccare. Not able
not to sin. Dalam keadaan seperti ini, Alkitab menjelaskan bahwa manusia
yang berbuat dosa, sebenarnya bukan karena dia tidak tahu bahwa hal itu
adalah dosa. Juga bukan karena tidak memiliki kerinduan atau keinginan untuk
hidup benar. Saya menemukan adanya orang-orang yang bergumul dengan
kebiasaan-kebiasaan jeleknya, seperti keinginan terlepas dari perjudian,
percabulan, perzinahan, merokok, narkoba, dll. Namun, masalah utama yang
mereka hadapi adalah ketidakberdayaan melawan kuasa dosa yang ada DI DALAM
diri mereka. MAU, TAPI TIDAK MAMPU. Itulah sebabnya, jika kita mengalami
pergumulan seperti itu, kita bersyukur karena ada Roh yang melepaskan kita
dari segala perbudakan dosa tsb. Paulus menyerukan: "Roh yang memberi hidup
telah memerdekakan kamu..." (Ro.8:1). Sama seperti umat Allah di Perjanjian
Lama dengan penuh sukacita merayakan hari Pentakosta atas terlepasnya mereka
dari perbudakan Firaun di Mesir, demikian juga umat Allah di Perjanjian Baru
dengan penuh sukacita dan syukur kepada Allah merayakan hari kelepasan dari
perbudakan dosa. Kiranya kita semua bersorak sorai, penuh sukacita karena
hidup kita yang dimerdekakan, hidup yang terus menerus dibaharui, hidup yang
bertumbuh semakin dewasa di dalam Yesus. Bukankah hidup seperti itu
merupakan ciri kekristenan yang sejati dan tidak dapat dibantah? Tapi, jika
kita masih dibelenggu dosa-dosa tertentu, tidak mengalami kemerdekaan dan
kelepasan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, apa artinya hari raya Pentakosta
tsb?


Selanjutnya, kita juga membaca penegasan Yesus yang sangat penting, yaitu
turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta dikaitkan dengan KUASA UNTUK BERSAKSI.
"Dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, Yudea dan Samaria sampai ke
ujung bumi" (Kis.1:8). Penegasan itu penting, terutama di tengah-tengah
adanya penyalahgunaan akan apa yang disebut dengan kuasa Roh Kudus. Kelompok
tertentu mengajarkan bahwa tanda seseorang dipenuhi Roh Kudus adalah ketika
dia mengalami manifestasi atau tanda-tanda tertentu di dalam hidupnya. Salah
satu tanda yang disebutkan adalah soal berbahasa lidah. Karena itu, bahasa
lidah (Yunani, glossolalia) dijadikan bukti (satu2nya dan bersifat mutlak)
bahwa seseorang itu telah menerima Roh Kudus dalam hidupnya. Secara panjang
lebar, saya telah melawan pengajaran seperti ini dan membuktikannya salah
(lihat buku saya ROH KUDUS DAN KARUNIA-KARUNIA ROH). Seseorang yang dipenuhi
Roh Kudus dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain, kerinduannya untuk
hidup kudus, memuji dan memuliakan Tuhan, menjadi berkat bagi sesama dan
bersaksi bagi Yesus, sebagaimana kita baca dalam penegasan Tuhan Yesus pada
Kis.1:8 tsb di atas.

Tugas menjadi saksi tsb tentu sangat penting. Terlebih lagi, menjadi saksi
bagi Yesus, sang Juruselamat dunia, yang di dalam kasih dan kerendahan
hatiNya menyerahkan diriNya bagi umat berdosa. Kita semua memahami apa
artinya menjadi saksi yang benar di dalam sidang pengadilan. Seorang tukang
pos hampir saja menjalani hukuman mati karena dituduh telah membunuh
seorang wanita yang sangat kaya, yang meninggal dunia pada saat dia
mengantarkan surat. Hal itu dibuktikan secara meyakinkan oleh sang suami
dari korban. Tapi hukuman mati tidak jadi dilaksanakan, karena menjelang
hukuman dilaksanakan, pembela menemukan satu bukti penting dari seorang
lumpuh yang hidup mengandalkan kursi roda. Sekalipun orang tersebut
kelihatannya tidak berarti, namun kehadirannya sangat penting di ruang
pengadilan. Semua orang perlu mendengarkannya. Mengapa? Karena dia adalah
saksi mata yang ketepatan menyaksikan bagaimana sang suami bertengkar
dengan istrinya dan kemudian menghabisi nyawanya. Itulah sebabnya, ketika si
lumpuh dengan berani mengatakan apa yang didengar dan dilihatnya, maka
tuduhan palsu terhadap si tukang pos itu dapat dipatahkan dan dia bebas dari
hukuman mati. Demikian halnya dengan Tuhan Yesus. rasul-rasul diberi hak
istimewa untuk menjadi saksi bagi Yesus. Itu berarti mereka dituntut untuk
mengatakan apa yang mereka dengar, lihat dan alami tentang Yesus. Kesaksian
itu sangat penting karena Yesus telah mengetahui sebelumnya akan adanya
orang-orang yang menyalahmengerti diriNya dan mengajarkannya secara salah.
Tugas menjadi saksi tersebut sangat berat, penuh resiko dan menuntut harga,
termasuk ancaman nyawa! Karena itu, kehadiran Roh Kudus dalam diri setiap
saksi sangat mutlak, bukan saja untuk meneguhkan dan memberi keberanian
kepada saksi, tapi juga supaya orang yang mendengar kesaksian tersebut dapat
diyakinkan (Yoh.16:8). Dan benar, dengan kuasa dari Roh Kudus tersebut,
ketaatan dan kesetiaan para rasul menghasilkan buah, di mana jumlah murid
yang percaya kepada Yesus berkembang dengan sangat cepat. Dokter Lukas
mencoba memberikan data statistik di mana dimulai dengan 120 orang
(Kis.1:15), lalu setelah khotbah pada hari Pentakosta menjadi 3000 org
(2:41), meningkat 5000 orang (4:4). Itu berarti peningkatan hampir 4200
persen! Angka di atas merupakan angka terakhir yang diberikan oleh dokter
Lukas, karena selanjutnya, kita hanya menemukan istilah "jumlah murid makin
bertambah..." (6:1). Kiranya, tanda-tanda di atas juga menjadi tanda yang
kita temukan di Gereja-gereja kita sebagai manifestasi dari hadirnya Roh
Kudus dalam diri kita masing-masing. Kiranya, seiring dengan berubahnya
hidup kita oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh tersebut, kita juga
melihat perubahan di dalam Gereja kita, semakin bertambah banyak dan
bertumbuh makin dewasa (Efesus 4:13).

Akhirnya, menarik sekali jika kita mengamati peristiwa pada hari Pentakosta
tersebut. Dalam kenyataannya, ketika itu, rasul-rasul BELUM pergi ke seluruh
dunia. Namun mari kita lihat pernyataan Alkitab berikut, bahwa di hari
Pentakosta, "Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh daro
SEGALA BANGSA DI BAWAH KOLONG LANGIT (Kis.1:5). Jadi, sebelum rasul-rasul
pergi ke seluruh dunia, Allah telah membawa seluruh dunia DATANG kepada
rasul-rasul. Pada saat itu, dengan cara yang ajaib, Allah mengaruniakan
kepada mereka kemampuan untuk mendengar rasul-rasul berkata-kata dalam
bahasa mereka sendiri "tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah" (Kis.1:11). Kenyataan tersebut penting untuk kita renungkan, agar
kita tidak menganggap bahwa missi untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia
seolah-olah sesuatu mimpi, yang tidak akan mungkin terjadi. Missi itu adalah
missi Allah sendiri. Karena itu, Dia mampu melakukan apa yang
diperintahkanNya melalui hamba-hambaNya yang taat dan berserah penuh
kepadaNya. Masalahnya, apakah ketaatan dan penyerahan kita kepadaNya sudah
mencerminkan hidup seseorang yang dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus?


silahkan gabung di halaman Facebook kami.
klik link di bawah.
http://www.facebook.com/pages/Kami-orang-Kristen-cinta-Indonesia/182938935157001

Jumat, 25 Mei 2012

TUHAN SLALU MENYERTAIMU DAN MENJAGAMU

                       

                             
                                TUHAN SELALU MENYERTAIMU DAN MENJAGAMU

Engkau tidak perlu takut Tuhan akan meninggalkanmu dalam cengkeraman iblis. Dia setia dan tidak pernah membiarkanmu dicobai diluar batas kemampuanmu. Dia memberi kekuatan kepada musuh untuk membuatmu menderita persis sebanyak kekuatan yang kaumiliki sehingga engkau dapat memenuhi rencana keallahanNya sendiri demi pemurnian jiwamu. Dan ini berakhir dengan semakin besarnya kemuliaan Allah Bapa. Itu sebabnya engkau harus berjiwa kuat dan penuh semangat karena Tuhan berdiam di lubuk hatimu. Dia akan bertempur bersamamu dan untukmu. Kemudian, siapa yang akan memenangkan pertempuran? Siapa yang lebih kuat dari Dia? Siapa yang akan tahan melawan Raja Surgawi? Apalah arti neraka di hadirat Tuhan Allah?


maka dari itu, janganlah engkau kuatir akan pertolongan Tuhan, sebab kasih karunianya selalu menyertai kita semua.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.


silahkan bergabung di halaman kami !
klik link di bawah ini.
http://www.facebook.com/pages/Kami-orang-Kristen-cinta-Indonesia/182938935157001

TUHAN YESUS MAHA PENGAMPUN


                               Perumpamaan Tentang Pengampunan (Mat 18:21-35)

Mengampuni adalah suatu kata yang mudah diucapkan namun sangat sulit dilakukan. Pada pertemuan sub tema keempat ini kita semua diajak oleh Yesus mengenal hal pengampunan yang sesungguhnya dan bagaimana serta berapa kali mengampuni orang yang bersalah kepada kita.   Para rabi Yahudi pada waktu itu mengajarkan batas wajib mengampuni adalah tiga kali dan Petrus di dalam Injil melebihkan jumlah tersebut menjadi sampai tujuh kali. Namun Yesus menanggapinya dengan perintah yang mengejutkan ‘Bukan! Aku berkata kepadamu Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22). Artinya pengampunan yang kita berikan kepada sesama tidak ada batasya karena Allah adalah Maha Pengampun. Dia selalu mengampuni orang yang ebrdosa dan bersalah kepadaNya meskipun dosa dan kesalahan manusia tersebut sebesar apapun dan berulang-ulang kali.


silahkan berganung di halaman Facebook kami.
dengan cara klik link di bawah.
http://www.facebook.com/pages/Kami-orang-Kristen-cinta-Indonesia/182938935157001

ANTARA MEMBERI DAN MENERIMA


Antara Memberi dan Menerima

Memberi dan menerima bukanlah suatu tindakan yang asing. Semua manusia akan dengan mudah mengatakan bahwa kedua tindakan tersebut merupakan bagian integral dari aktivitas hidup manusia setiap hari, suatu aksi yang sekian spontan sehingga tak perlu membuang banyak waktu untuk berpikir tentangnya. Namun sesuatu yang amat biasa terkadang menuntut suatu pertimbangan yang lebih layak. 

Tindakan memberi dan menerima sudah dipelajari seseorang sejak ia masih merupakan seorang bayi. Walau tanpa kesadaran, tindakan paling awal yang dilakukan seorang bayi adalah “menerima. Sang bayi menerima dan menghirup udara, ia menerima hidup dan situasi dunia yang sangat jauh berbeda dengan situasi “firdaus” yang dialaminya ketika ia masih dalam rahim ibu. Perbedaan kondisi hidup yang diterima sang bayi pada titik awal ini sering amat menakutkan. Karena itu sang bayi lalu menangis. Ia membutuhkan sesautu, ia membutuhkan perlindungan yang dengan segera diterimanya dari tindakan memberi dari seorang ibu. Semua yang dialami bayi pada tahap awal ini akan sangat berpengaruh bagi perkembangan hidupnya selanjutnya, bukan saja terbatas pada aksi memberi dan menerima, tetapi juga secara luas dalam keseluruhan aktivitas hidup sosialnya. Sang bayi belajar memberi dan menerima, dan menjadikannya sebagai aktivitas spontan hidup hariannya.
 

Antara kedua tindakan tersebut sulitlah untuk dibuat distinksi, sulitlah untuk dibuat prioritas tindakan manakah yang lebih penting dan harus didahulukan. Ada sekian banyak konteks yang harus turut dipertimbangkan untuk memberikan penekanan pada satu dari kedua aksi tersebut. Dalam dunia psikoterapi, yang juga amat menuntut keterlibatan kedua tindakan tersebut, “therapeutic acceptance” lebih banyak dipandang sebagai unsur penting dalam sebuah proses penyembuhan, lebih dari pada berbagai “technological medicine” lainnya. Kebanyakan klien yang mengalami goncangan psikologis melihat hidupnya amat tidak bernilai. Carl Gustav Jung, seorang psikiater terkenal asal Swiss, mengindikasikan bahwa sepertiga dari pasien yang datang kepadanya menderita kehampaan makna hidup (the meaninglessness of life). Hal ini bertolak dari ketidak-sanggupan klien untuk menemukan arti dari keberadaan dirinya sendiri, yang mencakup keseluruhan aspek personalitasnya.
 

Dalam situasi seperti ini, tindakan “menerima” yang diekspresikan sang psikiater akan melahirkan suatu pemahaman baru dalam diri klien. Dia akan menyadari bahwa dirinya ternyata masih memiliki sesuatu, bahwa ia masih memiliki kata-kata yang layak didengar, sekurang-kurangnya oleh ¡§dia¡¨ yang kini sedang berada di depannya. Adalah suatu kebahagiaan terbesar dalam hidup untuk menyadari bahwa saya masih layak didengarkan, masih layak diterima, masih layak dicintai dan mencintai. Dalam proses inilah si klien perlahan-lahan menemukan arti dirinya, dan inilah awal dari suatu proses penyembuhan.
 

Namun tindakan memberi dan menerima itu dapat pula dilihat dari sudut pandang yang lain. Oral Roberts dalam bukunya “Miracle of Seed-Faith” memberikan tekanan utama pada tindakan “memberi”. Tindakan memberi, apapun bentuknya baik material maupun rohaniah seperti pemberian kemampuan diri, bakat ataupun waktu bagi orang lain, ditempatkan Roberts sebagai benih-benih yang tertabur, yang pada baliknya akan bertumbuh dan memberikan panen yang berlimpah. Dalam Kitab Suci terdapat banyak kisah tentang hal ini. Pemberian lima buah roti dan dua ekor ikan bagi banyak orang di padang gurun ternyata menjadi benih iman untuk menghasilkan dua belas bakul roti. (Mat. 14, 13-21). Pemberian perahu oleh Simon Petrus untuk digunakan Yesus mengajar orang banyak tentang kabar gembira Kerajaan Allah, ternyata menjadi benih iman untuk menghasilkan banyak ikan. (Luk. 5, 1-11).
 

Di sini Oral Roberts menunjukkan bahwa tindakan kita untuk memberi tidak pernah berlangsung sia-sia, tetapi bahwa dalam tindakan tersebut baik si penerima maupun si pemberi sama-sama menerima “sesuatu”. Bahkan si pemberi menerimanya kembali dalam jumlah yang telah dipergandakan. Namun hal ini tidak dimaksudkan untuk memperkokoh paham jkuno “do ut des”, memberi untuk menerima kembali (saya memberi agar engkaupun memberi). Tetapi inilah kebenaran yang ditawarkan oleh Yesus sendiri, “Berilah maka kamu akan diberi.” (Luk 6, 38). Dan bahwa si pemberi akan menerima kembali sesuai ukuran yang dipakai dalam memberi kepada orang lain.
 

Begitulah... Sesuatu yang kita berikan akan diterima kembali. Yang terpenting adalah bahwa pemberian tersebut terjadi dalam konteks “benih iman” yang tertabur, yang menuntut keyakinan kita untuk menempatkan Allah sebagai pusat segalanya, yang akan mempergandakan pemberian itu dan melimpahkannya kembali kepada si pemberi dalam bentuk dan sarana yang tak dipahami manusia. Kita bersatu bersama Petrus yang bertanya kepada Yesus bahwa ia telah memberikan segala sesuatu tetapi apa upah yang akan diperoleh?? Yesus menjawab “...kamu akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Mat. 19, 29).

DIMANA ADA PENGORBANAN, DI SITU ADA HASIL


Ada pengorbanan ada hasil

2 korintus 11:24-25 : 
24.Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 25.Tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
 

Paulus menceritakan betapa beratnya beban yang ia pikul ketika ia melakukan pelayanan untuk memberitakan injil kerajaan surga. Mungkin satu slogan yang cocok untuknya ialah " tiada hari tanpa penderitaan" Namun yang unik di sini adalah bahwa Paulus terus melayani dan melayani kehendak Tuhan walaupun rintangan besar menghadangnya. Pelayanan Paulus berhasil dan saat ini kita bisa menikmati buahnya dengan pengenalan kita akan Yesus Kristus.
 

Ternyata, menjadi anak Tuhan yang mempunyai kesungguhan untuk mengenal & melayani kehendak Tuhan itu butuh pengorbanan. Waktu yang berjalan akan menunjukkan seperti apakah "buah" pengenalan kita akan Tuhan.
 

Satu contoh di waktu pagi pada hari minggu dengan kondisi yang lelah karena kemarin sabtu harus lembur kerja, kita diundang oleh Tuhan untuk beribadah. Namun apa daya selain capai ternyata juga hujan yang disertai angin kencang turun seharian. Dengan kondisi yang demikian maka setelah menimang-nimang dan merenung dengan lebih dalam akhirnya undangan ibadah ke gereja tidak jadi dihadiri.
 

Suatu kali ada seseorang yang mengajak kita untuk ibadah keluarga di suatu daerah terpencil. Namun karena daerah yang memang terpencil dan juga sering terdengar kabar tentang adanya perampokan di daerah itu maka ibadah itu pun urung dihadiri atau ketika kita sibuk bekerja dan pulang-pulang sudah capai maka hal yang paling nyaman untuk kita lakukan adalah tidur seharian tanpa berdoa atau bersaat teduh dengan Tuhan. Kira-kira buah apakah yang bisa kita petik dari contoh ini. Akankah kita bisa mengenal Tuhan dengan lebih dekat? Atau pernahkah suatu mujizat atau kemuliaan Tuhan turun atas kita? Pernahkah kita bisa mendengar suara-NYA?
 

Pengorbanan menimbulkan hasil sehingga tidak ada pengorbanan berarti juga tidak ada hasil. Demikian juga akan sangat besar hasil yang kita dapatkan ketika kita mau berkorban untuk mengenal Tuhan dan melayani kehendak-NYA. Hasil yang berupa buah yang bisa kita nikmati untuk kemuliaan nama Tuhan. Paulus sudah membuktikan kepada dunia dan kita semua akan hal ini.
 

Satu hal yang harus kita ingat dan yang terpenting adalah bahwa saat ini kita berada di penghujung acaranya Tuhan. Di penghujung acara ini Tuhan membutuhkan Paulus-Paulus rohani yang mau berkorban untuk banyak membawa buah dan jiwa demi kemuliaan nama Tuhan. Siapkah kita akan hal itu? Mari saya, kamu dan kita semua renungkan!!
 

God bless you
 

Jesus saved my live
 
Jesus save me
 
Jesus love everything about you